Sate Afrika? Yang satu ini memang patut Foodlovers coba. Berbeda dengan sate umumnya yang disajikan dengan tusukan, potongan daging domba yang dibumbui garam dan penyedap rasa ini langsung disajikan di atas piring setelah dibakar . Dengan taburan bawang bombay, menu yang penyajiannya mirip kambing guling ini akan membuat Anda ketagihan.
“Yang membedakan sate ini dengan yang lainnya adalah rendah akan kolesterol. Jadi, sehat untuk disantap siapa pun,” ujar Sutrisno, salah seorang karyawan.
Ya, daging domba yang dipotong-potong berukuran besar dipisahkan dari jeroannya, lalu diungkep di dalam panci tanpa air dan minyak selama 20 menit sebelum dipanggang. Minyak yang keluar dari ungkepan daging pun dibuang, sehingga kandungan lemaknya sudah tidak ada. Pembakaran di atas bara dilakukan untuk membuat daging menjadi garing dan aroma daging semakin menonjol.
Cara menyantapnya pun berbeda dengan sate biasa. Foodlovers tidak akan menemukan bumbu kacang sebagai cocolannya, karena sate ini disantap dengan sambal lampung yang dicampur dengan mustard. Uniknya lagi, teman makan sate ini bukanlah lontong, tapi pisang goreng. Pisang tanduk manis ini langsung digoreng di dalam minyak panas tanpa dibungkus tepung. Mengapa pisang? Hal ini dikarenakan pisang adalah sumber karbohidrat untuk orang Afrika. Tapi, tempat makan yang dimiliki H. Ismail Coulubaly ini pun menyediakan nasi putih untuk teman makan menu yang disebut diby soko dalam bahasa Mali ini.
Bagaimana dengan harganya? Seporsi sate Afrika bisa Foodlovers nikmati hanya dengan merogoh kocek sebesar Rp. 35.000,- per porsi. Untuk pisang goreng, harga seporsinya dipatok Rp. 10.000,-. Penasaran untuk mencoba? Tempat makan yang buka setiap hari mulai dari pukul 10.00 hingga 22.00 ini bisa Anda sambangi di Jalan Kebon Kawung depan stasiun KA Bandung.*** (yogee/soraya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar