Alunan lagu keroncong terdengar mendayu-dayu sore itu di dalam sebuah rumah tua yang tertata apik. Pikiran menerawang sambil duduk di kursi sofa merah bermotif klasik yang berada di pojok ruangan, tepat di bawah jendela berkaca patri warna-warni. Lampu yang menyala temaram di seluruh ruangan seolah ingin memberi terangnya dengan malu-malu. Secangkir thee tarik lengkap dengan tungku pemanas mungilnya menjadi pasangan serasi yang menemani saat-saat Foodlovers bernostalgia di Indischetafel.
Suasana tempo doeloe begitu kental Anda rasakan ketika datang ke resto yang menyajikan makanan Indo-Belanda ini. Di bagian beranda, meja dan kursi kayu tersenyum manis, menyapa para tamu yang datang dengan hangat. Memasuki resto, Foodlovers disambut dengan rak-rak dan etalase yang menjajakan kue-kue kering ala Belanda. Penganan yang cocok untuk dijadikan teman minum kopi, bahkan buah tangan bagi sanak saudara.
Dari situ, Anda akan melewati lorong yang di bagian kiri dan kanannya terdapat ruangan-ruangan yang tidak terlalu besar ukurannya. Ruangan tersebut ditata sedemikian rupa sehingga menjadi serupa dengan ruang makan noni-noni Belanda, sangat khas rumah-rumah ala indische (sebutan untuk orang Belanda tempo doeloe yang menetap di Indonesia, red.). Benda-benda antik bernilai sejarah tinggi terpajang rapi di setiap sudut ruangan, begitu pun lukisan dan foto bertema Indonesia klasik terpampang cantik di tembok resto yang mulai beroperasi sejak November 2009 lalu.
“Indischetafel bukan hanya tempat untuk bersantap, tapi juga tempat untuk mengenang masa lalu serta menambah pengetahuan sejarah tentang Indonesia,” ujar Erwin Martin selaku pengelola resto berkapasitas 130 orang ini.
Berangkat dari misi tersebut, Indischetafel menyuguhkan sajian perpaduan Indo-Belanda yang pun menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Salah satunya adalah Beef Galantin yang menyerupai daging rolade, hanya saja teksturnya lebih lembut. Yang membuatnya menjadi sangat khas Indo-Belanda adalah sausnya, Foodlovers. Saus semur ala Indonesia menyatu lembut dengan saus keju ala Belanda di dalam mulut Anda. Potongan kentang rebus yang lalu digoreng juga aneka sayuran disertakan dengan penyajian bergaya old fashion sebagai side dish.
“Bistik Sinyo Indische juga menjadi jagoan di sini,” ucap Indra Mulyana, chef Indischetafel.
Ya, daging sapi tenderloin disajikan dengan boontjes, wortel, macaroni schotel, dengan siraman saus aroma gravy yang gurih. Ingin mencicipi hidangan dengan nuansa Eropa yang kental? Indische Smoked Ribs adalah menu yang menduduki rating tertinggi dari segi peminatnya. Daging iga yang telah melalui proses pengasapan menggunakan kayu bakar selama lima jam memberikan warna rasa yang authentic. Tekstur daging yang lembut nan juicy semakin bercitarasa dengan siraman barbeque sauce khas Indische, pun kentang goreng dan garden salad sebagai pelengkap dijamin akan memuaskan selera makan Foodlovers.
Minumannya adalah Indischetafel Punch yang creamy, merupakan mix dari buah melon, lychee, dan jambu dengan vanilla ice cream dan buah lychee segar on top. Green Fantasy diciptakan untuk memberikan kepuasan bagi para penikmat minuman sehat. Pakcoy, nanas, fresh orange, dan lemon adalah racikan sempurna untuk segelas fresh and healthy drink. Coba juga sla soorten, soepen, bereiding van rijst, taarten en pudding yang menggunakan resep turun-temurun.
“Ketika peristiwa bersantap merupakan perayaan budaya, semuanya bisa didapat di Indischetafel,” jelas Erwin menambahkan.*** (soraya)
Indischetafel
Buka Pk. 11.00-23.00, Sabtu hingga Pk. 24.00
Jalan Sumatra No. 19 Bandung
Telp. (022) 4218802
Tidak ada komentar:
Posting Komentar